Tim SAR gabungan menghentikan sementara proses evakuasi korban jatuhnya pesawat SAM Air di hutan Yalimo, Papua Pegunungan lantaran terkendala akses. Rencananya, enam personel tambahan akan diterjunkan membantu proses evakuasi yang dilanjutkan besok.
Komandan Lanud Silas Papare Marsma, M Dadan Gunawan mengatakan enam personel tambahan itu akan memperkuat proses evakuasi. Sebab, peralatan yang dibawa enam personel sebelumnya belum mampu membuka akses menuju titik lokasi pesawat.
“Kita akan menambah 6 personel lagi dengan membawa peralatan tambahan gergaji mesin sebanyak 3 buah untuk membuka jalan,” ujar Dadan kepada wartawan.
Dadan menyebut kondisi di lokasi sulit diakses dengan berjalan kaki. Pasalnya pohon-pohon di sekitar lokasi jatuhnya pesawat masih sangat rapat.
“Karena di sana ternyata di sana pohon-pohon sangat rapat sekali sehingga tidak bisa dilalui dengan mudah,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, tim SAR gabungan memutuskan untuk menghentikan sementara proses evakuasi korban pesawat SAM Air. Proses evakuasi belum bisa dilakukan lantaran akses di lokasi jatuhnya pesawat sulit ditembus.
“Seperti dugaan saya tadi pagi ternyata medannya cukup sulit, sangat sulit,” kata Komandan Lanud Silas Papare Marsma M Dadan Gunawan kepada wartawan.
Dadan menjelaskan keenam personel tim SAR gabungan tersebut sempat berjalan kaki sejauh 1 kilometer untuk mencapai titik lokasi jatuhnya pesawat. Namun perjalanan dihentikan karena peralatan yang dibawa tidak lengkap.
“Pasukan yang berenam hari ini belum bisa menembus titik pesawat atau titik jatuhnya pesawat karena medan cukup sulit dengan peralatan seadanya, tadi mereka hanya bisa berjalan sampai sejauh 1 Km,” ujarnya.
Lantaran masalah itu, tim SAR gabungan sejauh ini juga belum dapat memastikan kondisi keenam korban yang berada dalam insiden jatuhnya pesawat SAM Air pada Jumat (23/6).
