Domba Garut menjadi salah satu spesies domba yang cukup terkenal di Indonesia. Salah satu ciri khasnya terletak pada domba Garut jantan dengan tanduknya.
Domba Garut jantan umumnya memiliki dua tanduk di kepalanya. Namun di Kabupaten Sumedang, ada domba garut yang sangat unik dengan memiliki 4 tanduk.
Domba tersebut milik Cucu Suryaman (49), Warga Dusun Hiji, RT/RW 2/3, Desa Cipacing, Kecamatan Jatinangor. Domba tersebut diberinya nama “Si Sultan”.
Empat tanduk yang tumbuh di kepala domba itu cukup unik. Dua tanduk di antaranya tumbuh di bagian samping seperti halnya tanduk domba pada umumnya. Namun, dua tanduk lainnya tumbuh di bagian depan kepala dengan posisi menjulang ke atas.
Cucu mengatakan, domba Garut miliknya tersebut berusia 3 tahun yang berasal dari hasil perkawinan murni antar induk dari spesies domba Garut atau tanpa persilangan dengan spesies domba lain.
“Domba bertanduk empat ini murni keturunan dari hasil perkawinan antara spesies domba Garut,” ungkap Cucu.
Cucu mengatakan, domba Garut dengan tanduk empat terhitung langka di lingkungan para peternak atau pehobi domba.
“Termasuk jarang sih ada domba bertanduk empat bahkan di wilayah Jatinangor saja, baru ini satu-satunya ” tuturnya.
Selain unik lantaran bertanduk empat, keunikan domba milik Cucu ini adalah lantaran sifatnya yang sangat agresif serta pertumbuhannya yang sangat cepat.
“Domba saya ini sifatnya agresif dan tumbuhnya cepat. Kalau makan itu rampus (lahap), istilahnya segala dimakan,” ujarnya.
Maka tidak heran domba Cucu ini memiliki berat badan yang nyaris mencapai 80 kilogram. Padahal domba umumnya dengan usia yang sama paling hanya memiliki bobot berat badan di kisaran 40 kilogram.
Lantaran keunikannya tersebut, domba milik Cucu ini bahkan banyak diburu oleh para pehobi domba. Bahkan tidak sedikit yang menawar dengan harga tinggi.
“Para pehobi domba sudah banyak yang datang ke sini bahkan ada yang menawar sampai 20 juta (rupiah),” tuturnya.
Atas keunikannya tersebut, Cucu yang berprofesi sebagai peternak domba dari sejak 2019, menjadikan dombanya itu sebagai ikon di kandangnya.
“Domba tanduk empat jadi ikon saja dan tidak ada rencana untuk dijual,” ujarnya.
