Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menyiapkan strategi mengatasi kemacetan di ibu kota yang semakin parah, salah satunya memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk mengatur lampu lalu lintas alias lampu merah.
Menurut penjelasan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo pada akhir pekan lalu, AI di lampu merah itu merupakan hasil kerja sama dengan perusahaan raksasa teknologi Google Inc.
Dia bilang Dishub DKI bisa memantau dan mengatur waktu di lampu merah berdasarkan informasi basis data internal Google yang mengukur dan menghitung kondisi lalu lintas.
“Yang paling baru kita terapkan sistem transportasi cerdas untuk pengaturan di simpang yang sudah menerapkan penurunan kemacetan,” kata Syafrin, disitat dari Antara, Sabtu (17/6).
Tak ada penjelasan lanjutan dari Syafrin tentang penerapan teknologi AI di lampu merah itu, termasuk soal titik dan tanggalnya.
Pada November 2022 Dishub DKI dan Google telah meneken nota kesepahaman (MoU) proyek bernama Green Light yang memanfaatkan AI buat menyesuaikan durasi lampu merah dengan situasi kemacetan. Proyek ini saat itu disebut bakal diimplementasikan pada 2023.
AI dari Google akan mengolah data tentang kemacetan, yaitu kalkulasi volume lalu lintas di persimpangan, kemudian merekomendasikan durasi lampu hijau paling optimal untuk mengurai kepadatan.
Data tersebut dikirim ke Dishub DKI yang bakal memutuskan untuk melakukan perubahan pada lampu merah.
Indonesia merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang akan menerapkan Green Light. Proyek ini sebelumnya sudah diterapkan di Bangalore, India dan mengurangi kemacetan 20 persen.
Selain AI di lampu merah Syafrin juga mengungkap strategi lainnya mengatasi kemacetan di Jakarta yaitu upaya pengaturan jam kerja karyawan. Hal ini disebut masih dibahas dalam forum group discussion (FGD) yang diharapkan selesai bulan ini.