Sekelompok siswi berseragam Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) diduga menggelar pesta narkoba jenis sinte, Sabtu 27 Januari 2024.
Dalam video yang diterima, beberapa pelajar wanita yang mengenakan rok abu abu, baju batik dan pramuka itu nampak mengonsumsi sinte di ruang depan salah satu rumah.
Selain mengkonsumsi barang tersebut, mereka juga duduk berkelompok membentuk lingkaran sambil mengisap rokok. Ada juga sejumlah minuman yang di simpan di dalam cerek lalu dituang ke dalam gelas dan dikonsumsi secara bergilir oleh para pelajar.
Bahkan, aksi para pelajar yang sedang berseragam salah satu sekolah SMKN di Kota Kendari itu mereka merekam sambil berpose dengan gaya masing-masing. Mereka juga mengeluarkan kata-kata kasar yang tak seharusnya dilontarkan oleh seorang pelajar.
Dari hasil identifikasi, salah satu siswi yang diduga menggelar pesta narkoba ternyata menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kendari.
Kepala SMKN 1 Kendari, Ali Koua saat dihubungi mengatakan, dari seragam digunakan oleh para pelajar itu, mereka berasal dari sekolah yang ia pimpin. Namun, ada beberapa pelajar lain dalam video itu yang bukan siswi SMKN 1 Kendari.
“Dari seragamnya (siswi SMKN 1 Kendari) tapi ada seragam lain yang bukan siswi kami,” katanya, Sabtu (27/1/2024).
Untuk itu, lanjut Ali, pihaknya telah berkoordinasi dengan guru-guru di sana dan orangtua para pelajar tersebut akan dipanggil ke sekolah.
“Kita panggil orang tuanya dan kami akan koordinasi dulu secara internal terkait sanksi yang akan diberikan,” pungkasnya.
Sementara itu Kasat Narkoba Polresta Kendari, AKP Bahri mengatakan pihaknya telah memanggil lima siswi tersebut termasuk orangtuanya.
“Kami panggil hari ini mereka dan orangtuanya diperiksa lebih lanjut,” katanya.
Bahri bilang rokok yang diduga narkoba jenis sinte itu mereka peroleh dari seseorang yang kini masih dalam pengejaran polisi.
“Dari informasi sementara itu memang jenis sinte, tapi harus ada pemeriksaan Lab dari BNN, katanya mereka beli dari orang juga dengan harga Rp 15 ribu per lintingnya, dan orang itu kami masih cari,” pungkasnya.