
Malam-malam di Kelurahan Tipar, Sukabumi, Jawa Barat, belakangan ini tak lagi tenang. Api yang tiba-tiba menyala di sudut-sudut permukiman membuat warga terjaga, cemas, dan siap siaga. Dalam hitungan hari, delapan rumah warga nyaris hangus terbakar. Aroma gosong dan teriakan warga memadamkan api jadi pemandangan yang viral di media sosial.
Namun, yang lebih mengejutkan dari terornya adalah pelakunya. Bukan komplotan kriminal. Bukan pula orang dewasa yang berniat jahat. Polisi akhirnya menangkap seorang pelaku yang tak lain adalah bocah berusia 9 tahun.
“Anak-anak seusianya biasa main bola atau layangan, tapi dia malah main api,” ujar Asep, salah satu warga, masih tak percaya.
Dalam video amatir yang beredar, tampak warga panik berhamburan menyiram api yang membakar dinding salah satu rumah. Asap pekat membubung di malam gelap, menyulut ketakutan akan kebakaran yang lebih besar. Rasa resah memuncak hingga warga bersama Polsek Citamiang mengaktifkan ronda malam, seperti masa-masa genting dulu.
“Aksi bakar rumah ini sempat buat kami semua takut. Kami gak tahu kapan dan di mana lagi akan terjadi,” kata Asep.
Setelah serangkaian penyelidikan cepat, Polsek Citamiang bersama Satreskrim Polres Sukabumi Kota berhasil mengungkap misteri ini. Pelaku ternyata adalah seorang anak berinisial ABH yang, menurut pemeriksaan, terobsesi dengan adegan pembakaran di sebuah film yang ditontonnya.
“Untuk motif, memang karena iseng dan terobsesi dari tontonan film di televisi. Pembakaran dilakukan selepas waktu salat, dengan cara sederhana: membakar sampah menggunakan korek gas. Tapi efeknya luar biasa meresahkan,” ungkap Kasatreskrim Polres Sukabumi Kota, AKP Tatang Mulyana.
Total ada 13 titik yang menjadi sasaran sang bocah. Aksinya dilakukan secara acak, diam-diam, dan selalu saat warga tertidur lelap di dini hari menjelang pagi. Untungnya, tidak ada korban jiwa, meski kerugian material cukup membuat warga trauma.
Kini, si bocah sudah dikembalikan ke orang tuanya setelah pihak kepolisian bersama keluarga korban sepakat menyelesaikan perkara ini secara kekeluargaan di Polsek Citamiang.
Kisah ini meninggalkan jejak panjang: rasa syukur karena tak ada korban, sekaligus peringatan keras tentang pengawasan anak-anak di era tontonan digital yang bebas. Sementara itu, di sudut-sudut Sukabumi, api ronda malam tetap menyala. Warga belum sepenuhnya tenang.
Be the first to comment