Sulami ‘Manusia Kayu’ Asal Sragen Meninggal Dunia

Manusia Kayu Asal Sragen Meninggal, Tubuh Kaku Sejak Usia 12, Semasa Hidup Kreatif Bikin Kerajinan, Sulami ‘ Manusia Kayu’ asal Sragen dikabarkan tutup usia pada hari Senin 12 Juni 2023 lalu.

Kisahnya yang mengidap penyakit aneh sempat viral dan mendapatkan banyak perhatian dari publik.

Menurut beberapa sumber, Sulami menjadi manusia kayu sejak ia berusia 12 tahun, disebut manusia kayu lantaran seluruh tubuhnya kaku tak bisa bergerak dan hanya bisa menggerakkan jari jemarinya.

Menurut medis, penyakit kaku yang diderita Sulami ini merupakan penyakit Ankylosing Spondylitis Systemic Sclerosis.

Penyakit itu bisa disebabkan karena faktor genetik dan kekurangan nutrisi. Tim dokter RSUD dr Moewardi Solo menyatakan penyakit yang diderita Sulami itu terkait dengan genetika.

Berita kematian Sulami ini dibenarkan oleh Susilowati (30) sang adik kandung yang selama ini merawatnya.

Mendiang Sulami meninggal dunia di rumahnya pukul 10.30 WIB, dia langsung dimakamkan pemakaman di daerah Kecamatan Kedawung, Kabupaten Sragen pemakaman dilangsungkan sore hari.

Baca Juga:   Sosok Polisi Gadungan yang Viral, Sebulan Nyamar hingga Ikut Latihan di Barak Mako Brimob

“Jenazah almarhumah sudah dimakamkan sebelum pukul 15.00 WIB,” tutur Susilowati

Perempuan 42 tahun tersebut rupanya memiliki sebuah permintaan perihal lokasi pemakamannya, dia ingin dimakamkan dekat dengan neneknya tercinta.

Permintaan itu diungkapkan Sulami kepada pihak keluarganya beberapa tahun lalu, termasuk diungkapkan kepada adik Sulami, Susilowati.

“(Makamnya) tidak jauh dari rumah, dimakamkan di tempat yang sudah diminta mbak Sulami dari beberapa tahun lalu,” terang Susilowati

“(Sulami dimakamkan) di sebelah makam nenek juga kembarannya,” tambahnya.

Adik Tinggalkan Pekerjaan demi Rawat Sulami

Susilowati menceritakan kondisi kesehatan Sulami semakin memburuk pasca lebaran lalu, bahkan, Sulami sempat dirawat di Puskesmas selama hampir satu pekan.

Kemudian, Sulami meminta pulang dan minta dirawat di rumahnya saja, setelah pulang dari Puskesmas, Sulami tidak bisa ditinggal sendiri di rumah, dan aktivitasnya bergantung pada orang lain.

Karena itulah, Susilowati tidak bisa bekerja secara normal.

Baca Juga:   Profil Ardianto Wijaya Moderator Debat Capres-Cawapres 2024

“Sehabis lebaran itu, saya harus nunggu Mbak Sulami, nggak bisa ditinggal sama sekali, jadi tidak bisa keluar rumah,” katanya.

“Jadi saya dirumah terus, karena kalau mau miring harus dibantu, waktu mau terlentang juga harus dibantu,” tambahnya.

Sebelum kondisinya menurun, Sulami biasanya hanya ditunggu oleh anak Susilowati.

Susilowati bisa pergi bekerja serabutan, atau terkadang ikut suami mencari burung atau memanen getah karet, semenjak sakit, Susilowati hanya fokus menjaga sang kakak.

Untuk mencukupi kehidupan sehari-hari, Susilowati terpaksa berutang kesana kemari, bahkan, ia harus meminjam uang ke bank titil untuk melunasi utang-utang yang lain.

“Selama merawat ada kekurangan biaya, saya sampai pinjam ke bank titil, karena saya harus nunggu sejak lebaran, jadi ya terpaksa terjerumus ke situ,” jelasnya.

Karena kondisi sakit yang tidak ada perkembangan, Sulami tidak banyak mendapatkan perawatan, hanya sesekali, ketika Sulami demam, ia hanya minta obat ke Bidan yang tinggal tepat di samping rumah Sulami.

Baca Juga:   Kakak-Adik Lansia di Blitar Duel Maut di Pekarangan Rumah, 1 Langsung Tewas, Gegara Masalah Sepele

Prihatin melihat adiknya dikejar-kejar orang untuk bayar utang, Sulami menyarankan adiknya untuk menjual rumah yang ia tempati.

Rumah tersebut berdiri di atas tanah milik neneknya, yang kemudian dibangun menjadi hunian yang layak setelah mendapat bantuan ketika viral pada tahun 2017 yang lalu.

“Misalnya kalau ada kesusahan, rumah ini disuruh jual untuk bayar utang-utang saya, iya, Mbak Sulami yang bilang begitu, tapi nggak saya jual,” terangnya.

“Mungkin dia bilang begitu, nggak tega melihat saya dikejar-kejar utang terus, tahu kalau saya berutang, dia bilang yang sabar, rezeki nanti bisa datang dari mana saja, Mbak nggak bisa bantu, cuma bisa doa,” kata Susilowati.

Sosok Almarhumah Sulami semasa hidup tidak berpangku tangan dengan kondisinya,  dia menyulam bahan pernak-pernik plastik menjadi sebuah tas dan lain sebagainya.

Loading