Penerbangan Terpanjang di Dunia, Siap Terbang Selama 20 Jam Non-stop

Mulai akhir 2025, maskapai penerbangan Australia, Qantas Airways, akan meluncurkan rute penerbangan non-stop terpanjang di dunia. Proyek yang dinamakan “Project Sunrise” ini akan menempuh rute dari Bandara Sydney, Australia ke Bandara Heathrow London, Inggris.

Rute tersebut bakal menempuh jarak sejauh 10.576 mil atau sekitar 17.020 kilometer. Sebab, penerbangan akan memakan waktu yang sangat lama, penumpang dapat melihat dua kali matahari terbit saat berada di dalam pesawat. Hal itu dikarenakan rute ini akan melintasi zona waktu.

Seperti dilansir dari AFAR, penerbangan ini bakal dilakukan dengan Airbus A350-1000, pesawat berbadan lebar terbesar di industri penerbangan.

Meskipun model pesawat tersebut biasanya dapat menampung antara 350 hingga 410 penumpang, pesawat Project Sunrise hanya akan memiliki 238 kursi, termasuk 6 kursi first-class, 52 kursi kelas bisnis, 40 kursi ekonomi premium, dan 140 kursi ekonomi.

Seluruh penumpang juga akan dapat mengakses “Wellbeing Zone” di dalam pesawat, yang menurut Qantas, akan menjadi ruang khusus untuk melakukan pergerakan ringan dengan self-service snack bar.

Baca Juga:   Peringatan dari Pramugari: Hindari Mengenakan Celana Ini saat Terbang!

Sejauh ini, belum ada kabar mengenai harga yang akan dikenakan Qantas untuk setiap tiketnya atau seperti apa layanan dalam pesawat nantinya.

John Grant, seorang mitra dari kelompok konsultan penerbangan MIDAS Aviation, mengatakan bahwa teknologi untuk mengoperasikan penerbangan jarak jauh telah ada sejak beberapa tahun yang lalu.

Sebelumnya, Qantas telah meluncurkan rute penerbangan panjang dari Perth, Australia ke London, Inggris, dan terbukti cukup banyak diminati. “Rute ini harus dioperasikan dengan jumlah kursi yang lebih sedikit daripada konfigurasi normal, yang mengurangi bobot pesawat dan memperluas jangkauan,” kata Grant.

“Namun, agar hal itu dapat terjadi dan agar layanan ini dapat beroperasi secara menguntungkan, harus ada keyakinan bahwa Qantas dapat mengisi kursi-kursi tersebut dengan lalu lintas premium. Tanggapan dari layanan Perth telah membuktikan bahwa permintaan itu ada, jadi melangkah maju di rute Sydney adalah hal yang masuk akal,” jelasnya.

Baca Juga:   Korban Jiwa Akibat Tabrakan Kereta Api Di India Terus Bertambah

Penerbangan langsung Qantas dari Perth ke London dimulai pada bulan Maret 2018. Perjalanan sejauh 9.000 mil atau 14.484 kilometer itu memakan waktu lebih dari 17 jam. Menurut situs resmi Qantas, penerbangan sekali jalan dari Perth ke London pada bulan Juli 2023 harganya mulai dari US$1159 atau sekitar Rp17,2 juta untuk kelas ekonomi.

Laurie Garrow, profesor teknik sipil di Georgia Institute of Technology dan presiden AGIFORS, sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada penelitian maskapai penerbangan, juga ikut menggemakan hal tersebut.
“Yang sangat menarik adalah Qantas bertaruh bahwa jika mereka membuat pengalaman dalam pesawat lebih baik bagi pelanggan dan menyediakan lebih banyak ruang, orang-orang akan benar-benar mengambil penerbangan jarak jauh ini,” kata dia.

Saat ini, mahkota penerbangan terpanjang di dunia masih dipegang oleh maskapai Singapore Airlines. Jalur penerbangan terpanjangnya, yang menghubungkan Bandara Changi di Singapura dengan Bandara Internasional John F. Kennedy di New York, yang berjarak 15.425 kilometer, memakan waktu hampir 19 jam, yakni 18 jam 40 menit. Maskapai ini telah menerbangi rute tersebut sejak 2021.

Baca Juga:   Peringati Kematian Ayahnya: Kim Jong Un Larang Warga Korea Utara Tertawa 11 Hari

Garrow mengatakan bahwa ketika perjalanan udara terus pulih dari pandemi, melakukan penerbangan lanjutan dapat berisiko. Kekurangan staf yang terus berlanjut dapat menyebabkan penundaan penerbangan, yang dapat menyebabkan penumpang ketinggalan penerbangan lanjutan.

“Dengan lebih banyak pemberhentian, ada lebih banyak kemungkinan terjadi kesalahan. Jika Anda berada dalam penerbangan nonstop, begitu Anda berada dalam penerbangan tersebut, Anda tahu bahwa Anda akan [langsung] sampai di [tujuan], jadi saya bisa melihat daya tariknya,” paparnya.

Namun, Grant tidak mengantisipasi adanya maskapai lain yang nantinya akan mencuri mahkota penerbangan terpanjang Qantas dalam waktu dekat. “Saya rasa tidak akan ada lagi pasar atau rute seperti Sydney ke London yang tidak dilayani secara nonstop,” kata Grant.

Loading