
Lee Jae Myung secara resmi memulai masa jabatannya sebagai Presiden Korea Selatan pada hari Rabu, 4 Juni 2025, pukul 06.21 waktu setempat, beberapa jam setelah Komisi Pemilihan Nasional mengesahkan hasil kemenangannya dalam pemilihan presiden yang berlangsung sehari sebelumnya.
Politikus dari kubu progresif ini langsung mengambil alih kekuasaan dari pelaksana tugas presiden Lee Ju-ho, tanpa melewati masa transisi yang umumnya dijalani oleh presiden terpilih.
Pemilu yang digelar lebih awal dua tahun ini merupakan akibat dari pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol. Dalam pemilu tersebut, Lee memperoleh 49,42 persen suara atau sekitar 17,28 juta suara, yang merupakan jumlah suara terbanyak yang pernah diraih oleh calon presiden sejak pemilihan langsung diberlakukan pada tahun 1987. Namun, rekor persentase suara tertinggi masih dipegang Park Geun-hye pada tahun 2012 dengan 51,55 persen suara.
Langkah pertama Lee sebagai kepala negara adalah menerima pengarahan militer dari Ketua Kepala Staf Gabungan, Laksamana Kim Myung-soo, melalui sambungan telepon dari kediamannya pada pukul 08.07 pagi. Dalam pembicaraan tersebut, Laksamana Kim menyampaikan laporan mengenai proses serah terima komando militer, aktivitas militer Korea Utara, serta kesiapan pasukan Korea Selatan.
“Keputusan para prajurit untuk tidak mengikuti perintah yang tidak adil selama keadaan darurat militer yang diberlakukan oleh Yoon merupakan langkah tepat. Kesetiaan mereka terhadap rakyat dan negara berhasil mencegah kekacauan besar,” kata Lee, dikutip dari The Korea Herald.
Lee menegaskan keyakinannya terhadap profesionalisme dan komitmen militer, serta meminta agar kewaspadaan tetap dijaga secara ketat, terutama dalam menghadapi ancaman dari Korea Utara, dengan dukungan kemitraan strategis bersama Amerika Serikat.
Sebagai agenda publik pertamanya, Lee melakukan kunjungan ke Taman Makam Nasional di Dongjak-gu, Seoul, untuk memberikan penghormatan kepada para pahlawan kemerdekaan, tentara, polisi, dan warga sipil yang gugur dalam menjalankan tugas negara. Ia dijadwalkan menghadiri upacara pelantikan sederhana di Gedung Majelis Nasional pada pukul 11 siang. Perayaan besar akan ditunda hingga peringatan Hari Konstitusi Korea pada 17 Juli mendatang.
Pelantikan yang berlangsung tanpa acara besar ini mencerminkan gaya kepemimpinan Lee yang dikenal sederhana namun tegas. Masa jabatannya dimulai di tengah tantangan besar, termasuk menjaga stabilitas keamanan nasional serta memulihkan kepercayaan publik setelah gejolak politik yang timbul akibat pemakzulan presiden sebelumnya.
Be the first to comment