Jet Tempur Filipina Jatuh Ditemukan Hancur di Lereng Gunung, 2 Pilot Tewas

Militer Filipina mengonfirmasi bahwa jet tempur FA-50 yang hilang sejak Selasa 4 Maret 2025 telah ditemukan dalam kondisi hancur di wilayah pegunungan Kalatungan, Provinsi Bukidnon, Mindanao. Dua pilot yang berada di dalamnya dinyatakan tewas.

Pesawat tempur itu kehilangan kontak tengah malam saat menjalankan misi tempur malam hari melawan kelompok pemberontak komunis di wilayah selatan Filipina. Meski pesawat tersebut gagal mencapai targetnya, pesawat lainnya dalam misi yang sama berhasil melaksanakan serangan dan kembali dengan selamat ke pangkalan udara di Cebu, menurut keterangan pejabat militer.

Kepala Komando Mindanao Timur Angkatan Bersenjata Filipina, Letnan Jenderal Luis Rex Bergante, mengonfirmasi bahwa tim penyelamat telah menemukan puing-puing pesawat pada Rabu 5 Maret 2025.

“Proses evakuasi jenazah sedang berlangsung dan lokasi jatuhnya pesawat telah diamankan untuk penyelidikan lebih lanjut,” ujar Bergante, seperti dikutip The Independent, Rabu 5 Maret 2025.

Dalam wawancara dengan stasiun radio dzBB yang berbasis di Manila, pihak militer memastikan bahwa jasad kedua pilot telah ditemukan di lokasi jatuhnya pesawat. Hingga saat ini, penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan.

Hilangnya pesawat tempur ini bertepatan dengan serangan udara yang dilancarkan militer Filipina di Pegunungan Pantaron, wilayah Mindanao Utara, tempat pasukan pemerintah bertempur melawan sekitar 70 anggota pemberontak New People’s Army (NPA). Sebelumnya, operasi pencarian besar-besaran telah dilakukan untuk menemukan keberadaan jet tempur beserta awaknya.

“Pesawat tersebut kehilangan komunikasi dengan pesawat lain yang terlibat dalam misi hanya beberapa menit sebelum mencapai target. Rekan satu misi terus berupaya menjalin komunikasi kembali hingga akhirnya kembali ke Mactan, Cebu,” kata Juru bicara Angkatan Udara Filipina, Kolonel Maria Consuelo Castillo.

Filipina saat ini memiliki 12 unit jet tempur FA-50 buatan Korea Selatan dan berencana menambah 12 unit lagi untuk memperkuat operasi tempur dan patroli, termasuk di Laut Tiongkok Selatan. Pesawat-pesawat ini digunakan dalam berbagai misi, termasuk operasi kontra-pemberontakan dan pengamanan wilayah udara nasional.

Meskipun pemerintah Filipina telah berulang kali mencoba membuka kembali perundingan damai dengan kelompok pemberontak NPA, proses negosiasi tetap mengalami kebuntuan.

Loading

Be the first to comment

Leave a Reply