
Pulau Hashima di Prefektur Nagasaki, yang lebih dikenal sebagai “Gunkanjima” atau Pulau Kapal Perang dalam bahasa Inggris, dikenal karena suasananya yang unik yang tercipta dari bangunan beton bobrok yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Budaya Dunia Unesco. Artikel ini akan memperkenalkan berbagai cara untuk mencapai Pulau Hashima, hal-hal menariknya, dan wisata perahu terbaik untuk menjelajahi situs yang menyeramkan ini.
Mengenal Pulau Hashima
Pulau Hashima, yang juga dikenal sebagai Gunkanjima, berkembang pesat sejak abad ke-19 hingga tambang batu baranya ditutup pada tahun 1974. Pulau ini, yang menyerupai kapal perang karena ukurannya yang kecil dan bangunan betonnya yang tinggi, pernah menjadi daerah terpadat di Jepang dengan lebih dari 5.000 penduduk pada tahun 1960-an. Pulau ini sangat dimodernisasi, dengan bangunan tinggi beton bertulang pertama di Jepang dan jaringan pipa bawah laut yang paling awal. Meskipun tidak berpenghuni, Pulau Hashima ditetapkan sebagai situs Warisan Budaya Dunia Unesco pada tahun 2015. Saat ini, pengunjung dapat mengikuti tur untuk menjelajahi bagian-bagian tertentu dari pulau ini dan sejarahnya.
Satu-satunya cara untuk mengunjungi Pulau Hashima adalah dengan mengikuti tur berpemandu, yang sebagian besar berangkat dari Pelabuhan Nagasaki. Berikut adalah pilihan transportasi untuk mencapai Pelabuhan Nagasaki:
- Dengan Trem : Dari Stasiun Nagasaki Eki-mae, naik trem selama 3 menit menuju Stasiun Sofukuji; turun di Stasiun Ohato
- Dengan Bus : Dari Bandara Nagasaki, perjalanan bus selama 40 menit ke Stasiun Ohato
Kemampuan kapal wisata untuk mendarat di pulau ini ditentukan oleh peraturan Kota Nagasaki, yang mengharuskan tinggi gelombang di bawah 0,5 meter, kecepatan angin di bawah 5 meter per detik, dan jarak pandang di atas 500 meter. Namun, kapten kapal tetap dapat memutuskan bahwa pendaratan tidak aman. Akibatnya, kapal hanya dapat mendarat di pulau ini sekitar 100 hari dalam setahun.
Sebelum mengikuti tur ke Pulau Hashima, pengunjung harus memeriksa tindakan pencegahan berikut dan menyerahkan pelepasan tanggung jawab.
- Kenakan sepatu berjalan yang nyaman seperti sepatu kets; sepatu hak tinggi tidak diperbolehkan.
- Demi alasan keselamatan, payung dilarang di pulau ini. Bawalah jas hujan atau ponco untuk hujan, atau gunakan jas hujan yang disediakan di kapal.
- Kursi dek terbuka mungkin basah karena hujan atau ombak; penumpang akan diminta untuk pindah ke dalam ruangan jika dianggap tidak aman oleh kapten.
- Minum alkohol dan merokok dilarang di pulau ini.
- Tidak ada toilet, listrik, mesin penjual, atau fasilitas lainnya di pulau ini. Anda boleh membawa minuman nonalkohol dan harus membawa sampah Anda sendiri.
- Fitur geografis pulau ini membuatnya dingin di musim dingin dan menimbulkan risiko sengatan panas di musim panas.
- Penumpang dengan penyakit kronis mungkin merasa tidak enak badan di atas kapal; operator tur akan menentukan apakah mereka dapat naik.
- Anak-anak di bawah usia tiga tahun tidak diperbolehkan naik perahu.
- Akses masuk dibatasi pada area tur yang telah ditentukan, dan semua instruksi dari staf harus dipatuhi.
- Anda bebas mengambil foto dan video nonkomersial di pulau tersebut. Namun, hindari merekam narasi pemandu wisata dan merekam video apa pun yang ditayangkan di atas kapal.
Ada beberapa pilihan tur untuk mengunjungi Pulau Hashima, dengan masing-masing tur biasanya menghabiskan waktu sekitar 40 hingga 50 menit di pulau tersebut. Kunjungan tersebut meliputi pemberhentian di dermaga, tiga lapangan observasi, dan jalur observasi, tempat pemandu akan menjelaskan seperti apa kehidupan penduduk pulau sebelumnya. Selain itu, perahu wisata akan mengelilingi pulau sebelum atau sesudah mendarat, memberikan pemandangan bangunan perumahan tinggi yang tidak dapat diakses dari pulau itu sendiri.
Be the first to comment