Cerita Ibunda Saat Putri Ariani Lahir Prematur

Akhir-akhir ini nama penyanyi Putri Ariani menarik perhatian masyarakat Indonesia. Suara emasnya mendapatkan golden buzzer dari Simon Cowell saat mengikuti audisi America’s Got Talent 2023.

Tak seperti kebanyakan anak lainnya, Putri merupakan gadis 17 tahun yang memiliki keterbatasan. Ia mengalami masalah pada matanya sejak terlahir, Bunda.

Hal ini dikisahkan langsung oleh sang Bunda, Reni Alfianty, ketika diwawancara oleh musisi ternama, Anji. Reni pun menceritakan awal mula kelahiran sang putri.

Putri Ariani lahir prematur

Reni bercerita bahwa sang anak lahir pada usia 6 bulan 10 hari. Kondisi Putri yang prematur ini hanya memiliki bobot tubuh sekitar 1,3 kilogram, Bunda.

Putri pun harus dirawat di inkubator selama beberapa bulan. Tak hanya itu, bobot tubuhnya bahkan sempat menyusut menjadi 8 ons.

Baca Juga:   Teriak Histeris Maling di Aceh Dikurung Warga dan Ditakut-takuti Ular

Reni mengatakan, sang dokter yang merawat Putri tidak pernah mengungkapkan bagaimana kondisi sang anak. Hingga pada bulan ketiga Putri dirawat di inkubator, sang dokter meminta agar keluarga Putri memperbanyak doa untuk kesehatan Putri.

“Saya bertanya sama dokter bagaimana keadaan anak saya itu enggak pernah dijawab. Sampai hampir umur 3 bulan gitu. Anak saya gimana, Dok? Banyak-banyak berdoa saja katanya gitu,” ungkapnya dikutip kanal YouTube dunia MANJI, Minggu (11/6/2023).

Setelah berusia 3 tahun, berat badan Putri pun mencapai 1,950. Putri pun diperbolehkan pulang ke rumah dengan syarat tidak boleh dikunjungi selama 6 bulan dan harus selalu dalam keadaan hangat.

Sesampainya di rumah, Reni menyadari ada yang aneh dengan kondisi mata Putri. Dokter pun mengatakan Putri memiliki katarak.

Baca Juga:   Viral Mewahnya Kehidupan Istri Kelima Miliarder Dubai Uang Bulanan Rp 7 Miliar, dan Hanya Berlian yang Bisa Menyertainya

Putri gagal dioperasi

Dokter menyarankan agar Reni membawa sang anak berobat ke sebuah rumah sakit di Singapura, Bunda. Sayangnya, dokter di rumah sakit tersebut menyatakan Putri tidak mengalami katarak namun ROP.

“Dokter meyakinkan lagi bawa berobat lagi, katanya yang bagus itu cuma di NUH (National University Hospital), di Singapura. Habis itu kita ke sana berobat, sampai di sana dia (dokter) bilang ini bukan katarak, jadi kayak ROP (Retinopathy of prematurity). Tapi masih ada kesempatan sih yang (mata) kanan 45 persen yang kiri 20 persen,” tuturnya.

Karena disebut masih memiliki kesempatan sembuh, Reni dan keluarga pun memutuskan untuk mengoperasi mata kanan Putri. Setelah 3 jam operasi, dokter menyatakan operasi Putri telah gagal.

Baca Juga:   Viral! Pasutri Pengamen Badut Raup Rp500 Ribu Dalam 2 Jam, Gunakan Hasil Nginep di Hotel

“Ya namanya orang tua kita masih tetap pengen anaknya masih bisa sembuh. Ya sudah kita operasi yang kanan. Kalau teman-teman lihat mata Putri yang kanan kan agak kecil sebelah. Itu bukan bawaan lahir, itu karena bekas operasi,” ucap Reni.

“Tetapi setelah perjalanan 3 jam dioperasi, dokternya keluar mengatakan gagal. Ya mau gimana lagi, ya. Yang penting kita sudah usaha. Pulang dari sana kita enggak tinggal diam, kita masih cari alternatif-alternatif lain sampai umur Putri 3 tahun dan Putri pun juga sudah lancar ngomongnya,” lanjutnya.

Di usia 2 tahun, Putri sudah disekolahkan di sekolah internasional, Bunda. Lantas, adakah kendala yang dihadapi orang tuanya?

Loading