Australia memberikan kesempatan bagi kalangan anak muda untuk tidak hanya berlibur, tapi sambil bekerja. Lewat working holiday visa, Anda akan mendapatkan pengalaman sekali seumur hidup yang tak terlupakan.
Australia Plus menemui Brian Maliangkay dan Merdekawati Evangli Weken. Keduanya berasal dari Manado, Sulawesi Utara, dan sedang berada di Australia untuk berlibur sambil bekerja.
Mereka menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan, termasuk lewat halaman Facebook Australia Plus Indonesia. Simak laporannya di bawah ini.
Apa itu visa jenis working holiday?
Visa untuk bekerja sambil berlibur yang dikenal dengan istilah working holiday visa adalah visa yang dikeluarkan pemerintah Australia bagi mereka yang ingin berlibur sambil bekerja di Australia.
Dari situs resmi Departemen Imigrasi Australia disebutkan, Anda harus berusia minimal 18 tahun dan belum 30 tahun saat mendaftar visa ini. Tujuan visa ini adalah untuk mendapatkan pengalaman hidup di Australia. Dengan visa ini Anda bisa tinggal di Australia hingga setahun, sambil bekerja atau sekolah selama empat bulan.
“Saya rasa ini kesempatan yang sayang untuk dilewatkan. Jadi mengapa tidak saya ambil kesempatan ini?” kata Merdekawati Evangli Weken. Merdekawati (24), yang akrab dipanggil Eka, sudah hampir 6 bulan berada di Melbourne, Australia. Kini ia bekerja di sebuah restoran Indonesia.
Apa saja persyaratannya?
Dari situs milik Kantor Kedutaan Besar Australia di Jakarta, selain paspor dengan masa berlaku minimal 6 bulan, Anda harus memiliki surat rekomendsi dari Direktorat Lintas Batas dan Kerjasama Luar Negeri RI.
Sementara disebutkan pula, Anda harus memiliki bukti sudah lulus dari perguruan tinggi atau minimal telah menyelesaikan dua tahun pertama dari kuliah Anda.
Lantas apakah benar harus menunjukkan kepemilikan uang dalam jumlah tertentu? Ya, memiliki uang setidaknya 5.000 dollar Australia atau sekitar Rp 50 juta memang merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi.
“Uang 5.000 dollar Australia adalah untuk awal modal kita selama berada di Australia,” ujar Brian Maliangkay.
Di saat kita datang ke Australia, tentu kita belum mendapat pekerjaan. Jadi, uang ini sebagai modal kita untuk tempat tinggal dan makan,” kata Brian yang tiba di Melborune bulan Juni 2016 lalu.
Semua dokumentasi hingga persyaratan kesehatan lainnya bisa Anda dapatkan di situs milik Kedutaan Besar Australia di Jakarta atau Departemen Imigrasi Australia.
Jenis pekerjaan apa yang bisa dilakukan?
Ada banyak pekerjaan yang bisa Anda pilih saat di Australia dalam waktu 12 bulan. Eka, misalnya, memulai kerja di sebuah toko yang menjual barang-barang suvenir di Queen Victoria Market, Melbourne.
“Kini saya bekerja di sebuah restoran Indonesia. Kerja saya mencakup semua, kecuali memasak,” ujarnya kepada Erwin Renaldi dari Australia Plus.
“Jadi saya mempersiapkan meja, kursi, alat-alat makan, mencatat pesanan, jadi kasir juga kadang-kadang, dan mencuci piring,” kata Eka.
Eka senang bekerja di Australia karena bukan sekadar bekerja melainkan mendapatkan pengalaman kultural yang baru.
“Kebanyakan pelanggan adalah warga Australia, jadi saya bisa melatih bahasa Inggris, sekaligus melihat bagaimana budaya mereka,” kata Eka.
Berapa gaji yang diterima?
Upah yang diterima sangat tergantung pada jenis pekerjaannya. Pekerjaan yang lebih membutuhkan kekuatan fisik, biasanya lebih dihargai tinggi dibandingkan pekerjaan di balik meja.
“Kisaran upah kami di Australia antara 15 dollar Australia hingga 20 dollar Australia (sekitar Rp 150.000 hingga Rp 200.000) per jam,” kata Brian.
Jika Anda bekerja selama 40 jam dalam seminggu, maka bisa mendapat upah antara 600 dollar Australia – 800 dollar Australia (sekitar Rp 6 hingga Rp 8 juta) dalam satu minggu.
Apa yang terjadi setelah 12 bulan?
Kebanyakan dari pemegang visa working holiday tahu bahwa visa mereka bisa diperpanjang setelah 12 bulan.
Tapi ada syarat utamanya: Anda harus pernah bekerja di kawasan pedesaan dan pedalaman Australia paling tidak selama tiga bulan, dalam 12 bulan sebelumnya.
Di antara pekerjaan yang paling banyak tersedia di kawasan pedalaman Australia adalah sebagai pemetik buah dan sayuran.
Tapi ada pula yang melanjutkan dengan sekolah atau mendapatkan pekerjaan dengan disponsori oleh perusahaan atau pemilik bisnis. Tentu Anda tidak akan pernah tahu ke mana petualangan Anda akan berlanjut.
Butuh tips lain sebelum mendaftar?
Sebelum Anda memutuskan untuk berlibur sambil bekerja di Australia, yang paling penting adalah tahu apa tujuan Anda. Lalu rencanakan dengan matang untuk bisa mencapai tujuan tersebut.
“Jangan berpikir yang enak-enak dulu, karena kenyataannya begitu sampai di Australia, kita berjuang. Tidak ada campur tangan orangtua atau keluarga,” kata Brian.
“Saya di 3 bulan pertama punya target menabung hingga 2.000 dollar Australia (sekitar Rp 20 juta) dan itu pasti bisa dicapai,” tambah Brian yang berharap bisa membuka bisnis sendiri sepulangnya ke Indonesia nanti.
Yang jangan dilupakan adalah karena ini sebagai pengalaman sekali seumur hidup, maka manfaatkanlah untuk bisa mengenal budaya lain, berteman dari orang-orang dari berbagai negara, sambil menjelajahi tempat-tempat seru di Australia. (Erwin Renaldi)