
Tahun ajaran 2025/2026 menjadi momen yang tidak biasa bagi Rohmat Widianto, siswa baru di SDN 1 Kendalrejo, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Pada hari pertama masuk sekolah, Rohmat tidak menjumpai satu pun teman seangkatannya.
Pasalnya, ia menjadi satu-satunya murid baru yang mendaftar di SDN 1 Kendalrejo tahun ini. Tidak ada anak lain yang turut bergabung sebagai siswa baru.
Dengan mengenakan mahkota kertas bertuliskan “MPLS”, Rohmat mengikuti kegiatan pengenalan sekolah seorang diri, layaknya sesi les privat. Ia duduk sendiri di ruang kelas yang didominasi warna hijau, sementara deretan bangku lainnya kosong tak berpenghuni.
Meskipun hanya ada satu peserta didik baru, kegiatan belajar mengajar dan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tetap berjalan seperti biasa. Tidak dilakukan penggabungan kelas, dan guru pun sepenuhnya fokus pada Rohmat.
Kepala SDN 1 Kendalrejo, Didin Luskha, menyampaikan bahwa meskipun jumlah murid sangat minim di tahun ini, pihak sekolah tetap berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang optimal.
Menurut Didin, jumlah pendaftar di SDN 1 Kendalrejo memang tidak menentu dari tahun ke tahun, dan situasi dengan hanya satu murid tidak selalu terjadi setiap saat.
“Untuk tahun ini, kami hanya mendapatkan satu siswa, yang kebetulan rumahnya dekat sini. Kondisi ini terjadi karena banyak siswa dari TK lebih memilih untuk melanjutkan pendidikan ke SD lain, seperti SDI Giri Arum, yang letaknya lebih dekat,” ujar Didin, sebagaimana dilansir dari Radar Trenggalek (Jawa Pos Grup).
Meski persaingan antar sekolah cukup tinggi—terutama karena banyaknya sekolah dasar dan pesantren di sekitarnya—Didin menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya menarik minat masyarakat.
“Kami sudah melakukan berbagai upaya. Seperti melakukan sosialisasi ke TK dan mendatangi wali murid satu per satu. Kami juga mengadakan event untuk memperkenalkan sekolah kepada masyarakat,” tambahnya.
Salah satu bentuk upaya tersebut adalah acara mewarnai celengan, yang mengikutsertakan TK di sekitar lingkungan, seperti TK Ngadisuko 3 dan TK Giri Arum.
“Tujuan kami mengadakan acara ini adalah untuk mengenalkan program-program sekolah dan menarik perhatian calon siswa dari orang tua mereka,” ungkapnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, walau jumlah murid naik-turun, SDN 1 Kendalrejo tetap memiliki jumlah siswa yang relatif konsisten meski dalam skala kecil.
“Angkatan sebelumnya kami dapat 11 siswa, namun satu siswa pindah, sehingga sekarang di kelas 2 ada 10 siswa. Begitu juga untuk kelas lainnya, kelas 3 ada 7 siswa, dan kelas 4 ada 6 siswa,” jelas Didin.
Di wilayah tersebut, terdapat beberapa sekolah dasar lain seperti SDN 2 dan 3 Kendalrejo, SDI Giri Arum, serta MI Kendalrejo, yang menjadikan kompetisi dalam penerimaan siswa semakin sengit.
Meski begitu, Didin tetap optimistis bahwa dengan terus memperbaiki kualitas pendidikan dan aktif mengenalkan sekolah ke masyarakat, SDN 1 Kendalrejo bisa tumbuh dan berkembang lebih baik di masa depan.
“Meskipun tantangannya cukup besar, kami akan terus berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sini dan berharap bisa menarik lebih banyak siswa di tahun-tahun mendatang,” imbuh Didin.
3 total views , 1 views today
Be the first to comment