Kini Noviana Jadi Wisudawan Terbaik Universitas Airlangga: Dulu Terjaring Satpol PP Saat Jadi Pengamen

Mungkin banyak dari kita yang terlahir atau terjebak dalam kondisi yang kurang baik. Kondisi sulit yang sekilas membuat kita berpikir bahwa mustahil berkembang. Memiliki cita-cita tinggi pun hanya bisa dijadikan bahan tertawaan saking sulitnya untuk diwujudkan. Tetapi, bila diusahakan dengan keras dan tekad yang maksimal, tentunya tidak ada yang tidak mungkin bukan?

Itulah yang terjadi pada Noviana. Seorang mantan pengamen di Surabaya yang baru saja dilantik menjadi sarjana alias wisuda dari Universitas Airlangga (UNAIR). Bukan hanya itu, Noviana juga menjadi lulusan terbaik Unair 2019. Padahal dulu, Noviana yang merupakan pengamen jalanan kerap terjaring satpol PP saat mencari nafkah di jalanan. Berikut kisah inspiratif Noviana untuk jadi motivasi kita semua.

Baca Juga:   Aminatus Sadiyah, Guru Ikhlas di Pedalaman Papua Yang Mendapatkan Umroh Gratis!

Perekonomian keluarga kandas sejak Noviana masih sangat kecil. Orangtua sakit, memaksa anak-anak turun ke jalan untuk mencari penghasilan

Noviana dan saudara-saudaranya terlahir di keluarga dengan kondisi finansial yang sulit. Sang Ayah yang berprofesi sebagai kuli bangunan mengalami kecelakaan. Karena tak bisa menekuni profesi lamanya, sang Ayah yang belum sembuh benar banting stir menjadi tukang becak. Sayangnya, hal buruk kembali terjadi, becak milih Ayahnya dicuri. Tak lama kemudian, kedua orangtua Noviana sakit keras. Perekonomian keluarga pun semakin awut-awutan. Di titik ini, akhirnya Noviana dan kakak-kakaknya memutuskan untuk mengamen di perempatan Ngagel Jaya, yang tak jauh dari rumah.

Baca Juga:   Buat Kalian Para Pria yang Sedang Berjuang Demi Masa Depan

Meski dilarang, keinginan untuk bantu orangtua lebih besar. Selama 10 tahun ia menjadi pengamen jalanan dan kerap ditangkap satpol PP

Awalnya, kedua orangtua Noviana tentu melarang karena tak ingin pendidikan anaknya terganggu. Namun, keinginan Noviana dan kakak-kakaknya untuk membantu keluarga lebih besar. Akhirnya, orangtua mereka pun memperbolehkan mengamen di sore hari, setelah pulang sekolah dan istirahat siang, dengan syarat pendidikan harus tetap jadi prioritas.

Sejak TK hingga kelas 2 SMP, Noviana membagi waktu sebagai pelajar dan pengamen jalanan. Tak jarang ia mengerjakan tugas di sela-sela kegiatan mengamen. Sebagaimana pengamen jalanan, pekerjaan ini pun bukan tanpa risiko. Dikutip dari website FH UNAIR, Noviana seringkali harus kejar-kejaran dengan satpol PP, dan bahkan sering ditahan di Lingkungan Pondok Sosial (LIPONSOS).

Baca Juga:   Sejak Kecil Terbiasa Keterbatasan Ekonomi, Pria Ini Akhirnya Berhasil Kuliah di Amerika Setelah 53 Kali Gagal

Noviana bertemu dengan Walikota Surabaya dan diberikan beasiswa pendidikan dengan syarat mau berhenti mengamen

Loading