Bersama ini kami sampikan informasi tentang Efek Samping dan Fakta Seputar Vaksin Corona Sinovac sebagai berikut:
Awal Agustus, uji klinis fase ketiga vaksin Corona Sinovac, China, di Bandung akan segera dilaksanakan. Terbagi di enam lokasi yaitu: Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unpad, Balai Kesehatan Unpad Dipatiukur, Puskesmas Ciumbuleuit, Puskesmas Garuda, Puskesmas Dago, dan Puskesmas Sukaparkir.
Tim Peneliti Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjadjaran (Unpad) Kusnandi Rusmil menjelaskan, kemungkinan ada dua efek samping yang muncul saat pemberian vaksin.
“Efek sampingnya dua, reaksi lokal dan sistemik. Reaksi lokal di tempat suntikan ada merah, bengkak, nyeri dalam 48 jam sudah hilang lagi,” kata Kusnandi di Balai Kota Bandung, Senin (27/7/2020).
Efek samping lokal umumnya terjadi sebanyak 30 persen dari jumlah subjek penelitian (relawan). Sementara, efek samping lainnya yaitu sistemik di mana kondisi relawan mengalami demam di 30 menit pertama saat pemberian vaksin.
Jika relawan atau subjek mengalami efek samping di 30 menit pertama, akan dilakukan tindakan atau penanganan tertentu oleh pengawas atau dokter. Kusnandi mengatakan, reaksi ini akan timbul jika relawan memiliki alergi tertentu.
“Penting 30 menit pertama kita lihat ada tidak yang lemas, itu yang harus dijaga pertama, orang itu tidak boleh pulang dan dijaga betul oleh dokter. Nah kita belum tau ada yang reaksi alergi atau tidak. Tapi apapun reaksi suntikan vaksin akan begitu alergi ada, juga yang tidak,” jelasnya.
Sementara itu, apabila uji klinis vaksin COVID-19 tahap ketiga lancar, maka Bio Farma akan memproduksinya pada kuartal 1 2021 mendatang. “Kami sudah mempersiapkan fasilitas produksinya di Bio Farma, dengan kapasitas produksi maksimal di 250 juta dosis,” ujar Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir.
Ada beberapa persyaratan terkait relawan atau peserta uji klinis vaksin Corona Sinovac. Berikut tiga syaratnya:
– Berusia 19-59 tahun
– Tinggal di Kota Bandung
– Tidak memiliki riwayat penyakit COVID-19
Relawan juga wajib tinggal di Bandung. Peneliti Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjadjaran Prof Kusnandi Rusmil menjelaskan hal ini guna mempermudah proses pemantauan uji klinis vaksin selama enam bulan lebih.
Adapun fasilitas yang didapat, relawan akan terjamin asuransi terkait keluhan kesehatan baik ringan maupun berat. Manajer Lapangan Uji Klinis Vaksin COVID-19 Eddy Fadlyana mengatakan, dalam pengujian ini pihaknya bekerjasama dengan PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 (Bumida) sebagai pemberi asuransi.
“Jadi semua jenis penyakit ringan sampai berat selama periode penelitian,” ujar Eddy saat dihubungi wartawan, Selasa (28/7/2020).
Sumber: Detik.com