Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Jember sejak Senin (15/12/2025) menyebabkan banjir dan tanah longsor di berbagai wilayah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember mencatat hingga Selasa (16/12/2025) pukul 03.21 WIB, sedikitnya 1.271 kepala keluarga (KK) terdampak banjir akibat meluapnya Sungai Bedadung, dengan ketinggian genangan yang beragam.
Kepala BPBD Jember, Indra Tri Purnomo, menjelaskan bahwa hujan dengan intensitas ringan hingga lebat disertai angin mulai turun sejak Senin sekitar pukul 11.00 WIB. Curah hujan tinggi memicu luapan sejumlah sungai, di antaranya Sungai Bedadung, Kalijompo, Mayang, Rembangan, Dinoyo, dan Sungai Gila. “Luapan sungai menggenangi permukiman warga di sedikitnya 20 titik, dengan tinggi air berkisar antara 30 sentimeter hingga mencapai dua meter,” ujar Indra, Selasa pagi.
Wilayah terdampak terparah berada di Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Kaliwates. Ratusan rumah terendam, bahkan dua rumah mengalami kerusakan ringan hingga bagian dapur ambruk. Genangan air juga melanda Jalan Bengawan Solo (Semanggi) di Kecamatan Sumbersari dengan ketinggian mencapai 1,5 sampai 2 meter.
Di Perumahan Villa Indah, Kelurahan Tegal Besar, sekitar 40 KK atau 200 jiwa terdampak banjir sehingga BPBD mendirikan tiga tenda pengungsian. Sementara itu, Jalan Bengawan Solo (Semanggi) di Sumbersari turut terendam dan berdampak pada sekitar 50 KK.
Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji, tercatat sebagai wilayah dengan dampak paling luas, dengan total 429 KK terdampak. Proses penanganan di wilayah tersebut masih berlangsung hingga dini hari.
Selain merendam permukiman, banjir juga menyebabkan kerusakan infrastruktur. Sebuah jembatan penghubung di Desa Patemon, Kecamatan Pakusari, dilaporkan putus akibat terjangan arus banjir sehingga tidak bisa dilalui kendaraan.
Cuaca ekstrem juga memicu tanah longsor di sejumlah lokasi, antara lain Desa Sumberbulus di Kecamatan Ledokombo, Desa Kemuning Lor di Kecamatan Arjasa, serta area persawahan di Desa Panduman, Kecamatan Jelbuk, yang sempat menutup akses jalan. “Saat ini tim gabungan masih melakukan pembersihan material longsor,” tambah Indra.
Di kawasan Jalan Melon, Kecamatan Patrang, satu rumah warga dilaporkan hanyut terbawa arus. Empat KK lainnya terpaksa mengungsi ke musala karena rumah mereka masih tergenang air.
BPBD Jember mencatat dari total korban terdampak banjir luapan Sungai Bedadung terdapat 16 lansia, 10 balita, dan satu ibu hamil. Kerusakan bangunan meliputi satu rumah rusak berat, satu rumah rusak sedang, satu rumah rusak ringan, serta dua fasilitas umum.
“Kami fokus pada evakuasi, pendirian tenda, serta distribusi logistik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak, terutama balita, lansia, dan ibu hamil,” jelasnya.
Untuk penanganan darurat, BPBD Jember bersama instansi terkait melakukan evakuasi, mendirikan tenda pengungsian, serta menyalurkan bantuan berupa makanan siap saji, paket lauk, perlengkapan memasak, paket kebersihan, perlengkapan bayi, selimut, hingga kompor.
BPBD Jember mengimbau masyarakat tetap waspada karena potensi cuaca ekstrem diperkirakan masih berlanjut hingga 20 Desember mendatang. Selain itu, BPBD berencana mengirimkan tim Jitupasna untuk mengevaluasi bangunan yang berdiri di atas saluran irigasi dan aliran sungai guna mencegah risiko bencana lanjutan.
“Evakuasi masih berlangsung, kami menghimbau agar warga menghindari bantaran sungai serta segera melapor jika terjadi peningkatan debit air atau pergerakan tanah di wilayah rawan bencana,” pungkas Indra.
![]()
Be the first to comment